sifat-suudzon-istri

Assalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh,
saya sudah 2 tahun menikah, tapi belum dikarunia momongan.
Selama ini, saya merasakan rasa suudzon istri yang demikian besar (tidak hanya terhadap saya saja). Saya sudah mencoba menasihatinya berkali-kali, dan suudzon itu masih saja berlanjut. Bahkan suudzon itu hanya berkaitan dengan masalah yang sepele, dan yang jelas semua yang diprasangkakan istri sebagian besar tidak benar.
Saya merasa sudah terbuka akan semua hal terhadap istri: pengeluaran, penerimaan, masa lalu, keluarga, teman, pekerjaan, semuanya sudah saya ceritakan.
Saya bahkan, sampai berkali-kali bersumpah dengan nama Allah untuk membuktikan bahwa apa yang dituduhkan istri tidak benar.
Saya juga selalu berdoa kepada Allah, supaya sifat-sifat jelek istri saya, digantikan dengan akhlak yang baik.
Bagaimana solusi yang terbaik menurut ibu mengenai permasalahan saya ini, karena terus terang saya tidak bisa terus menerus memberikan bukti yang bisa istri terima atas setiap prasangkanya. Dan yang sangat membebani pikiran saya adalah, istri selalu ngembeg setelah berprasangka buruk.
Terima kasih atas nasihatnya.


 

 

Assalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh,
saya sudah 2 tahun menikah, tapi belum dikarunia momongan.
Selama ini, saya merasakan rasa suudzon istri yang demikian besar (tidak hanya terhadap saya saja). Saya sudah mencoba menasihatinya berkali-kali, dan suudzon itu masih saja berlanjut. Bahkan suudzon itu hanya berkaitan dengan masalah yang sepele, dan yang jelas semua yang diprasangkakan istri sebagian besar tidak benar.
Saya merasa sudah terbuka akan semua hal terhadap istri: pengeluaran, penerimaan, masa lalu, keluarga, teman, pekerjaan, semuanya sudah saya ceritakan.
Saya bahkan, sampai berkali-kali bersumpah dengan nama Allah untuk membuktikan bahwa apa yang dituduhkan istri tidak benar.
Saya juga selalu berdoa kepada Allah, supaya sifat-sifat jelek istri saya, digantikan dengan akhlak yang baik.
Bagaimana solusi yang terbaik menurut ibu mengenai permasalahan saya ini, karena terus terang saya tidak bisa terus menerus memberikan bukti yang bisa istri terima atas setiap prasangkanya. Dan yang sangat membebani pikiran saya adalah, istri selalu ngembeg setelah berprasangka buruk.
Terima kasih atas nasihatnya.

Jawaban

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Bpk yang dirahmati Allah,
Anda sudah dua tahun menikah. Sayangnya Anda tidak utuh menceritakan permasalahan Anda ya, Pak...tapi insya Allah saya dapat memahami perasaan Anda menghadapi sikap istri yang su’udhon tentu tidak nyaman dirasakan.
Bpk yang dirahmati Allah,
Saya berharap Anda dan istri, sebagai keluarga yang masih relatif baru, dapat melewati masa-masa penyesuaian dalam pernikahan ini secara baik ya, Pak. Saat ini Anda berdua belum dikaruniai momongan. Saya mengerti bahwa ketika belum dikaruniai momongan maka akan mempengaruhi kondisi psikologis masing-masing; mungkin ada perasaan harap- harap cemas, perasaan ini kalau dibiarkan dan tidak dikelola, dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam emosi sehari- hari. Namun saya percaya bahwa Bapak dan istri adalah muslim yang beriman pada takdir Allah, selalu bertawakkal mengiringi ikhtiar, sehingga tetap tenang dalam menghadapi masalah sehari-hari...amin.
Bpk yang dirahmati Allah,
Istri Anda sering berprasangka buruk, pada Anda maupun pada orang lain. Segala sesuatu seolah selalu ingin diketahuinya secara gambalang, seolah-olah ada saja hal yang kurang diketahuinya. Sifat istri ini mungkin dipengaruhi oleh kepribadiannya yang terbentuk di masa lalu. Untuk merubah kepribadian seperti ini dibutuhkan proses dan kesabaran, Pak. Bukankah Bapak memilih istri, lengkap dengan segala sifat baik- buruknya?
Bapak yang dirahmati Allah,
Sifat prasangka buruk ini sebagian merupakan dosa, seperti difirmankan Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 12, yang kurang lebih artinya sebagai berikut:
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian sangkaan itu adalah dosa”.
Sangkaan yang berdosa itu adalah sangkaan yang buruk, jadi mestilah dijauhi, demikian nasihat Ustadz Yusuf Qardhawi dalam buku Halal dan Haram dalam Islam. Nah, karena Bapak adalah suaminya, maka kewajiban Anda adalah menjadi imam yang bagi bagi keluarga, khususnya istri. Sebagai imam Anda harus menjadi pionir atau teladan dalam hal ini, memberi contoh.
Dalam hubungan, masing-masing ada proses meniru, modelling. Kalau kita ingin istri Anda berprasangka baik, maka Anda lebih dahulu mestilah menjadi model dalam berprasangka baik. Sebelum menjauhi prasangka buruk, maka harus membiasakan diri berprasangka baik terlebih dahulu. Bapak,...tentu hal ini tidak akan seperti membalik telapak tangan. Karena ini adalah lintasan- lintasan hati yang sering mengganggu manusia, maka pembersihan hati (tazkiyatun-nafs) perlu dilakukan.
Hati manusia memang sulit diraba, sulit ditebak, dan sehari-hari akan dikotori oleh hawa nafsu. Karena hati sering kotor maka hati mestilah dibersihkan dengan kontinyu. Manusia banyak disibukkan membersihkan yang lahiriah, namuan membersihkan hati..kadang terlupakan.
Beberapa cara untuk membersihkan hati adalah dengan berbagai amal-amal sholih, seperti puasa, membacaAl-Qur’an, sholat malam, bershodaqoh pada yang membutuhkan, mencari ilmu dengan menghadiri pengajian-pengajian dan sebagainya. Bersamailah selalu istri, dalam amal sholih untuk membersihkan hati ini, Pak. Insya Allah amal ini ketika dilakukan bersama orang tercinta akan semakin meningkatkan keharmonisan Anda dan istri. Dalam melakukan ’amar ma’ruf nahy munkar dianjurkan dilakukan dengan ucapan hikmah, seperti kata- kata lembut ketika menasihatinya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, Pak..semoga Allah swt memberi kemudahan bagi Anda menjadi pembimbing istri sehingga terus tumbuh dalam kepribadiannya menjadi wanita yang sholihah; insya Allah ini adalah suatu perniagaan yang tidak merugi...amin..
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu,
Bu Urba